Ku jabatkan dirimu dengan syukur dan hikmah

Wahai engkau... Marilah kesini kuperkenalkan dengan "syukur"
Ku jabatkan dirimu dengan hikmah

Meraupmu di kedalaman egoku
Mengaismu di tumpukan rasa sombongku
Adalah mungkin atas setiap kehendakMu
Adalah pasti tentang ketetapanMu

Diri ini adalah debu
Diri ini adalah butiran kesalahan yang berulang
Dasar hati yang tak pernah mau menganga lebar
Menyerap pelajaran

Aaah.. Terlalu banyak yang telah terserap
Terlalu bertumpuk yang telah diterima
Sadarkanlah jiwa ini
Sentillah ia agar lurus kembali ke jalanMu

Bagai burung yang terbang jauh seakan tak ingin kembali
Ternyata ia datang dengan perbekalan yang cukup
Pandai pandailah merasakan
Cerdaslah memahami
Karena kau masih dalam genggamanNya

Genggam eratlah ia dalam dekapan
Bersama setiap tarikan nafas
Bersama setiap aliran darah yang mengalir
Yakni syukur
Yakni hikmah
Selalulah menjabatnya erat dalam jiwa dan ragamu
Hingga alam menerimamu menjadi sebaik baik makhluk

Sukalah aku dengan puisiku
Gembiralah aku ketika kata demi kata menari bebas mengikuti sebuah melodi
Sempurnalah bahagiaku hingga ia berderet menjadi paragraf paragraf cantik nan memukau.
Karena senangku,  gembiraku dan bahagiaku ada dalam kebebasan menuangkan dengan manja setiap kata menjadi kalimat penuh makna yang selalu kuselipkan niat untuk menginspirasi

Komentar

  1. baguss kata-katanya puitis sekali :)

    mampir ke blog saya juga yah, dan jangan lupa follow, hehe
    terima kasih

    BalasHapus
  2. Masih banyak belajar... Mau tak follow gimana caranya? Masih amatiran nge blog soalnya.. Hihi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Dalam Dekapan Ukhuwah

Menikmati Wisata Koptofa di Kaki Gunung Rinjani

Percaya pada nakoda