Polemik BPJS
Di dalam kehidupan bermasyarakat, kita akan dapati adanya banyak kondisi sebut saja kondisi di sebuah rumah sakit. dimana, disana akan kita saksikan beragam bentuk manusia yang sedang diuji kekuatan iman dan kekuatan untuk terus percaya bahwa setiap ujian yang hadir adalah pelajaran.
Terlepas dari itu, fenomena perpindahan ibukota negara menjadi polemik yang menyisakan banyak cerita di kalangan masyarakat khususnya masyarakat menengah kebawah bagaimana tidak, kabar pembiayaan BPJS akan naik berlipat lipat, terbayang langsung bagaimana nasib orang-orang di sudut-sudut ruang rumah sakit, berusaha melawan sakit yang diderita namun ia juga akan memikirkan bagaimana agar bisa terus menggunakan pelayanan BPJS.
Bagi saya yang sekarang merasakan dampak layanan BPJS sangat bersyukur layanan ini ada, sejak anak kedua saya harus dirawat berkali kali di rumah sakit keberpunyaan BPJS sangat membantu kami, jika dibandingkan dengan sebelum punya BPJS rawat inap dua malam saja sudah memakan biaya 1,4 juta...hmmm angka yang begitu pantastis dengan ukuran kemampuan ekonomi keluarga saya, ini belum apa-apa jika wacana tentang kenaikan biaya BPJS. Entahlah...
Hingga kabar kenaikan biaya BPJS disounding ke permukaan, banyak pro dan kontra yang terjadi di masyarakat, ada yang sangat bersyukur karena tidak pernah daftar menjafi peserta BPJS. Namun, tidak sedikit yang menggantungkan harapan tertingginya pada jaminan kesehatan ini, terlebih bagi mereka yang tuhan uji dengan ujian sakit yang berat yang mengharuskan dirinya berobat setiap saat adalah berkah dan kesyukuran akan adanya jaminan ini tidak sedikit juga yang bercerita tentang keadaan ekonomi yang pas-pasan dengan profesi sebagai tukang ojek adalah sesuatu yang menjerit rakyat jika kemudian kabar itu memang benar- benar di dealkan.
Pada intinya, keberadaan BPJS masih sangat diperlukan oleh sebagian banyak masyarakat indonesia. BPJS adalah harapan mereka. Maka semoga tarif BPJS tidak naik bahkan turun karena sakit itu menimpa siapa saja bukan hanya orang yang kaya dan mampu namun mereka juga yang hidup dengan serba berkecukupan. Bagi yang anti dengan BPJS, janganlah nyinyir, bantulah dengan segala doa agar hati nurani para penguasa terbuka lebar dengan ketukan pintu doa yang kita panjatkan setidaknya dengan itu kita bisa meringankan beban saudara-saudara kita yang sebagian harapan hidupnya bergantung pada BPJS.
Komentar
Posting Komentar