Sajak Cermin Kehidupan


Bagaimana mungkin engkau terkulai
Sedang tenagamu masih utuh
Bagaimana mungkin engkau terkapar
Sedang ragamu tegar kokoh

Tentang luka itu tenanglah
Itu belum seberapa
Tentang sakit itu belumlah terlampau jauh

Lihatlah mereka terpontang panting
Menelan pahit luka yang tak kunjung kering
Tengoklah mereka yang hampir terpuruk melawan arus kerasnya hidup
Pandanglah jauh ke depan tentang bentang peristiwa yang ada di depan mata, telinga dan hati
Mendongaklah ke atasmu
Raih sebanyak-banyaknya hikmah
Menunduklah sesekali agar jiwamu bisa merasa

Hidupmu masih sangat manis bukan?
Hidupmu masih menyenangkan bukan?
Apa yang ada dirimu itulah bagianmu
Apa yang belum ada di hadapanmu raihlah ia

Mengeluhmu sia sia
Menggerutumu sangat tidak ada gunanya
Keadaanmu bisa saja berubah
Bangkitlah...
Singsingkan lengan baju,  kepalkan tanganmu
Kamu bisa

Tahukah engkau..
Kehidupan ini sesungguhnya adalah cermin
Kala setiap langkahmu menjalani hidup
Ambillah jeda, tengoklah cerminmu
Apakah semua yang kau perbuat telah sesuai atau sebaliknya.
Maka pandai-pandailah bercermin
Pandai-pandailah melihat dan memperbaiki diri
Akan semakin kau sering bercermin
Semakin sering memperbaiki diri
Dan karuniaNya semakin dekat

Komentar

  1. Bersyukur atas segala anugerah dari Sang Maha Kaya...Alhamdulillahirobbil'alamin

    BalasHapus
  2. Mari tetap tegar dengan segala ujian hidup semangattt

    BalasHapus
  3. Bahagia itu dekat, ada pada tiap hati yang bersyukur. Thanks mba remindernyaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. πŸ™Sama sama mb... Semoga bisa saling mengingatkan

      Hapus
  4. Introfeksi diri, dan selalu bersyukur dengan apapun keadaan serta yang menjadi takdir kitaπŸ˜‰

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga kita menjadi insan yang selalu bersyukur

      Hapus
  5. Baca jadi refleksi diri buat malam ini 😁

    BalasHapus
  6. Selalu kagum dgn org yg buat puisi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya entah mengapa aku suka puisi apalagi ada yang buatin spesial

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Dalam Dekapan Ukhuwah

Menikmati Wisata Koptofa di Kaki Gunung Rinjani

Percaya pada nakoda