Bunda... Hari Ini Mimpimu Pupus
"bertahanlah disana, kau akan mendapati banyak kebaikan disana. " begitulah pesan bunda padaku kala itu, saat aku diterima menjadi guru di salah satu sekolah swasta dan sebagai seorang anak, aku selalu percaya setiap perkataannya (ibuku) adalah penawar lara dan raguku, selalu ada keyakinan penuh setiap selesai mendengar nasehatnya.
Dan benar saja, aku mulai menata dan menjalani semua yang sudah tertakdir,menjalaninya dengan sepenuh hati seperti pesan ibu kepadaku. Ada banyak hal yang baru kudapatkan disini. Belajar, berbagi dan bergerak membimbing anak -anak bangsa.
Ketika awal kujalani sangatlah sulit, harus menempuh perjalanan 30 menit dengan menunggu ojek dari kakak. Berangkat dari rumah hari sangat pagi-pagi karena khawatir terlambat dan pulang saat sore menjelang, begitulah setiap hatinya kujalani.
Saat menikahpun aku masih mengajar, diawal menikahpun ujian untuknterus berdabar semakin sering datang menyapa mulai dari jarak rumah suami dengan sekolah yang jauh ditambah aku sudah mulai "ngidam". Kondisi semakin berat rasanya namun aku selalu ingat pesan ibuku dan setelah itu selalu tenang dan menikmati setiap proses yang ada.
Tahun demi tahun terjalani dengan penuh warna, sampai tiba anak keduaku lahir. Setelah masa cuti selesai, mulailah aku kembali ke dalam rutinitas sebagai seorang guru, dan anakpun harus tetap dititip di tempat penitipan anak. Kondisi anak pertama dengan kedua memang sangat berbeda, anak keduaku sangat rewel dan mudah menangis membuatku selalu tidak bisa fokus untuk bekerja, pikiran selalu terbagi jika dia aku titip, perasaan tidak tenang membuat kinerjaku di sekolah semakin buruk. Ditambah lagi kalau anakku mulai sering sakit dan membuatku harus ijin tidak bisa masuk sekolah karena harus mengurus bayiku.
Pada akhirnya, suatu saat anakku harus kembali sakit dan ketik aku perhatikan detail penyebab sakitnya karena kurang istirahat dan dehidrasi. Ketika anakku sakit, otakku tidak bisa memikirkan hal lain termasuk pekerjaan, beberapa kali batinku berbisik "mungkin aku harus "resign" untuk fokus mengurus anakku".
Dan benar saja, ketika seharian anakku naila bersamaku dia seperti bahagia sekali, tidurnya nyemyak. Naluriku sebagai seorang ibu mencuat dengan kuat mungkin sebaiknya aku mundur dan fokus mengurus Qiya. Seperti pesan seorang guru kepadaku jangan sampai kamu menyesal karena mereka tak kan pernah kecil lagi... Tumpah ruah airmataku membayangkan penyesalan di masa depan anak-anakku karena aku tak memperhatikan mereka dengan baik.
Dengan banyak pertimbangan baik dan buruknya, akhirnya kuputuskan untuk "resign" dari pekerjaan dan fokus mengurus anak-anak di rumah. Ada rasa sedih yang mendalam sesungguhnya setiap kali mengingat pilihan ini, selalu terbanyang wajah-wajah mungil penuh ceria mereka dan selalu membuatku rindu ingin disana lagi namun ada kesedihan yang lebih dalam atas keputusan ini adalah ibuku... Ya ibu seorang yang menyemangatiku dan terus bertahan dalam menjalani semuanya. Mimpinya ingin melihat kami anak-anaknya menjadi seorang guru dan tetap istiqomah ternyata harus kandas hari ini. Bunda maafkan anakmu, hari ini mimpimu kandas... Semoga Allah meridhoi keputusan ini
#OdopBatch7
#PastiBisa
Komentar
Posting Komentar