Petualangan Para Dedare Kecil Eps 4
Episode 4
Mengais
Mereka memutuskan untuk mencari nuri, menyusuri jalan yang telah mereka lewat, berjalan perlahan dengan harapan mereka bisa menemukan rumah lelaki tua dan menemui nuri.
Tak lama mereka berjalan, dari kejauhan cika melihat nuri sedang duduk santai di Salah satu rumah di pinggir jalan.
"teman-teman itu nuri, " ucap cika
Mereka mengintip memastikan suasana, namun ternyata nuri menyadari keberadaan mereka dan memanggil teman-temannya itu.
"hei kalian sini" panggil nuri dengan ceria. Terlihat dari kejauhan nuri sedang menikmati secangkir teh dengan hidangan beberapa potong roti dan buah buahan.
Sontak membuat Lani, ria dan cika terkaget.
Lelaki tua yang menangkap nuri juga ternyata menyadari keberadaan teman-teman nuri dan memanggil.
"ayo sini kalian". Ajak lelaki tua itu
Lani, ria dan cika akhirnya memutuskan untuk mendekat dan masuk ke rumah lelaki tua itu.
"ayo kalian juga minum teh dan makan rotinya" ucap lelaki tua
"iya pak terima kasih ". Jawab lani
"jadi begini, ucap lelaki tua setelah seruput tehnya "kebun itu memang awalnya milik keluarga nuri tapi bapak telah membelinya dari orang tua nuri". Jelas lelaki tua
"bapak tidak melarang kalian datang dan memetik jambu di kebun itu tapi alangkah baiknya kalian ijin dulu sama yang punya biar halal dan berkah". Ungkap lelaki tua
Para dedare mengangguk kompak.
"nah hari sore, kalian pulanglah segera nanti orangtua kalian bingung mencari kalian Dan ini beberapa jambu yang bisa kalian bawa pulang ". Ucap lelaki tua.
"Baiklah pak kami pulang dulu ya.. Terima kasih assalamualaikum" ucap lani mewakili teman-temannya.
Mereka pulang dengan membawa oleh -oleh, bukan saja jambu tapi oleh-oleh pelajaran yang berharga untuk kehidupan mereka kelak.
******
Pagi yang sangat cerah, para dedare telah bersiap untuk berangkat ke sekolah, seperti biasa mereka selalu berangkat bersama. Pagi itu mereka harus melewati jalan lain karena jalan yang biasa dilalui sedang diperbaiki.
Sepanjang jalan mereka takjub melihat siswa sekolah lain yang memakai tas yang berwarna warni dan bagus.
"eh teman-teman lihat deh bagus sekali ya tas -tas mereka... Gak kayak punya. kita " celetuk ria sambil memandang tasnya dan diikuti oleh yang lainnya.
"oh iya ya... "jawab cika
"pasti harganya mahal.. "sambung Lani
"hmmm tenang teman-teman kita juga pasti bisa punya tas seperti itu " ujar nuri
"gimana caranya? Tanya ria
"tinggal minta sama ibu dong, pasti dibelikan". Jawab nuri
"kalo aku tidak bisa, ibuku sedang butuh uang untuk biaya kakakku sekolah, aku juga dengar kalo ibu sering nangis malem-malem minta uang sama bapak, kalo aku maksa buat dibelikan tas, kasian ibu ". Ungkap Lani sedikit sedih
"kalau begitu kita buat saja, " ucap cika bersemangat
"Caranya"? Tanya ria
"ada deh nanti pulang sekolah kumpul di rumahku ya ". Tutup cika
Tak terasa mereka tiba di sekolah.
Sepulang sekolah, setelah mengganti baju Dan makan siang mereka berkumpul di rumah cika. Setelah mereka semua berkumpul tiba-tiba cika keluar menggunakan sebuah tas. Tas yang terbuat dari bungkus permen dan bertalikan tali rapia.
Lani, nuri dan ria takjub "wah ternyata bagus ya... Bisa tempat menaruh uang dan jajan " seru ria.
"tapi dimana kita bisa dapatkan bungkus permen? Tanya nuri
"ayo ikut aku, kita ke pasar". Ajak cika
"pasar? Tanya lani
"jam segini pasar sudah tutup " ucap lani
Para dedare berjalan menuju pasar sambil bertanya-tanya untuk apa ke pasar pada jam tersebut.
Sesampai di pasar cika dengan cekatan memungut satu demi satu ampas / bungkus permen yang berwarna warni, teman-teman saling tatap penuh tanya.
"eh kenapa kalian diam saja Disana? Ayo kesini pilih -pilih banyak warna dan motif yang bagus lho untuk buat tas". Seru cika sangat bersemangat
Akhirnya Lani, nuri dan ria ikut bergabung, mereka menyusuri setiap sudut pasar, ada yang menemukan yang seribuan, ada yang menemukan mainan Dan lain-lain. Mereka sangat menikmati. Mengais satu per satu sampah yang dalam pikiran mereka bisa mereka pakai untuk sekedar menjadi mainan.
Beberapa puluh menit mereka menyusuri pasar yang panas dan bau, sampailah mereka pada satu tumpukan sampah.
"hei kalian...kesini yuk sepertinya tumpukan ini bisa kita pilih, siapa tau ada uang disini, lumayan kan buat jajan besok". Seru cika
"hmm.. Mana ada orang yang mau buang uang begitu saja. "timpal nuri
"ayo dah biar cepat kita pulang kan kita mau buat tas ". Ujar ria
"Ayo... " seru yang lain.
Mereka kembali bergelut dengan sampah, dengan sabar mengais dan memilah sampah yang bisa mereka manfaatkan.
Tak berapa lama ria berteriak histeris
"ya Allah...... ".
"ada apa? ". Tanya nuri
Muka ria pucat, tangannya gemetar sambil memegang bungkusan dalam kresek hitam.
Bersambung....
Mengais
Mereka memutuskan untuk mencari nuri, menyusuri jalan yang telah mereka lewat, berjalan perlahan dengan harapan mereka bisa menemukan rumah lelaki tua dan menemui nuri.
Tak lama mereka berjalan, dari kejauhan cika melihat nuri sedang duduk santai di Salah satu rumah di pinggir jalan.
"teman-teman itu nuri, " ucap cika
Mereka mengintip memastikan suasana, namun ternyata nuri menyadari keberadaan mereka dan memanggil teman-temannya itu.
"hei kalian sini" panggil nuri dengan ceria. Terlihat dari kejauhan nuri sedang menikmati secangkir teh dengan hidangan beberapa potong roti dan buah buahan.
Sontak membuat Lani, ria dan cika terkaget.
Lelaki tua yang menangkap nuri juga ternyata menyadari keberadaan teman-teman nuri dan memanggil.
"ayo sini kalian". Ajak lelaki tua itu
Lani, ria dan cika akhirnya memutuskan untuk mendekat dan masuk ke rumah lelaki tua itu.
"ayo kalian juga minum teh dan makan rotinya" ucap lelaki tua
"iya pak terima kasih ". Jawab lani
"jadi begini, ucap lelaki tua setelah seruput tehnya "kebun itu memang awalnya milik keluarga nuri tapi bapak telah membelinya dari orang tua nuri". Jelas lelaki tua
"bapak tidak melarang kalian datang dan memetik jambu di kebun itu tapi alangkah baiknya kalian ijin dulu sama yang punya biar halal dan berkah". Ungkap lelaki tua
Para dedare mengangguk kompak.
"nah hari sore, kalian pulanglah segera nanti orangtua kalian bingung mencari kalian Dan ini beberapa jambu yang bisa kalian bawa pulang ". Ucap lelaki tua.
"Baiklah pak kami pulang dulu ya.. Terima kasih assalamualaikum" ucap lani mewakili teman-temannya.
Mereka pulang dengan membawa oleh -oleh, bukan saja jambu tapi oleh-oleh pelajaran yang berharga untuk kehidupan mereka kelak.
******
Pagi yang sangat cerah, para dedare telah bersiap untuk berangkat ke sekolah, seperti biasa mereka selalu berangkat bersama. Pagi itu mereka harus melewati jalan lain karena jalan yang biasa dilalui sedang diperbaiki.
Sepanjang jalan mereka takjub melihat siswa sekolah lain yang memakai tas yang berwarna warni dan bagus.
"eh teman-teman lihat deh bagus sekali ya tas -tas mereka... Gak kayak punya. kita " celetuk ria sambil memandang tasnya dan diikuti oleh yang lainnya.
"oh iya ya... "jawab cika
"pasti harganya mahal.. "sambung Lani
"hmmm tenang teman-teman kita juga pasti bisa punya tas seperti itu " ujar nuri
"gimana caranya? Tanya ria
"tinggal minta sama ibu dong, pasti dibelikan". Jawab nuri
"kalo aku tidak bisa, ibuku sedang butuh uang untuk biaya kakakku sekolah, aku juga dengar kalo ibu sering nangis malem-malem minta uang sama bapak, kalo aku maksa buat dibelikan tas, kasian ibu ". Ungkap Lani sedikit sedih
"kalau begitu kita buat saja, " ucap cika bersemangat
"Caranya"? Tanya ria
"ada deh nanti pulang sekolah kumpul di rumahku ya ". Tutup cika
Tak terasa mereka tiba di sekolah.
Sepulang sekolah, setelah mengganti baju Dan makan siang mereka berkumpul di rumah cika. Setelah mereka semua berkumpul tiba-tiba cika keluar menggunakan sebuah tas. Tas yang terbuat dari bungkus permen dan bertalikan tali rapia.
Lani, nuri dan ria takjub "wah ternyata bagus ya... Bisa tempat menaruh uang dan jajan " seru ria.
"tapi dimana kita bisa dapatkan bungkus permen? Tanya nuri
"ayo ikut aku, kita ke pasar". Ajak cika
"pasar? Tanya lani
"jam segini pasar sudah tutup " ucap lani
Para dedare berjalan menuju pasar sambil bertanya-tanya untuk apa ke pasar pada jam tersebut.
Sesampai di pasar cika dengan cekatan memungut satu demi satu ampas / bungkus permen yang berwarna warni, teman-teman saling tatap penuh tanya.
"eh kenapa kalian diam saja Disana? Ayo kesini pilih -pilih banyak warna dan motif yang bagus lho untuk buat tas". Seru cika sangat bersemangat
Akhirnya Lani, nuri dan ria ikut bergabung, mereka menyusuri setiap sudut pasar, ada yang menemukan yang seribuan, ada yang menemukan mainan Dan lain-lain. Mereka sangat menikmati. Mengais satu per satu sampah yang dalam pikiran mereka bisa mereka pakai untuk sekedar menjadi mainan.
Beberapa puluh menit mereka menyusuri pasar yang panas dan bau, sampailah mereka pada satu tumpukan sampah.
"hei kalian...kesini yuk sepertinya tumpukan ini bisa kita pilih, siapa tau ada uang disini, lumayan kan buat jajan besok". Seru cika
"hmm.. Mana ada orang yang mau buang uang begitu saja. "timpal nuri
"ayo dah biar cepat kita pulang kan kita mau buat tas ". Ujar ria
"Ayo... " seru yang lain.
Mereka kembali bergelut dengan sampah, dengan sabar mengais dan memilah sampah yang bisa mereka manfaatkan.
Tak berapa lama ria berteriak histeris
"ya Allah...... ".
"ada apa? ". Tanya nuri
Muka ria pucat, tangannya gemetar sambil memegang bungkusan dalam kresek hitam.
Bersambung....
Komentar
Posting Komentar