Materi Ini Untuk Nasehat Diri
Hari ini, sabtu 23 november 2019, jadwal pembinaan guru, kebetulan jadwal saya untuk mengisi materi untuk satu kelompok guru, hingga pukul tujuh pagi belum terlintas apa yang harus disampaikan, persiapan dari malam tak kunjung mendapat materi yang pas untuk disampaikan, alhasil, karena kemarin sempat mereview buku tentang games for Islamic mentoring, saya akhirnya memutuskan untuk mencoba satu games untuk diterapkan pada kelas hari ini.
Agenda pembinaan guru diawali dengan tilawah al-quran secara bergantian satu per satu, jika salah satu sednag tilawah alquran maka yang lain menyimak dan memperbaiki bacaan temannya, setelah bertilawah agenda dilanjutkan dengan setor hafalan, masing-masing peserta menyetor hafalannya dengan saling berpasangan untuk saling menyimak, seusai hafalan, salah seorang dari peserta menyampaikan kultum tentaang makna surat al kautsar setelah itu kegiatan berlanjut dengan pembahasan beberapa berita yang sednag terjadi baik secara local, nasional dan internasional. Setelah penyampaian berita, saya memulai agenda berikutnya dengan games,Pilihan games jatuh pada “menjadi khatib yang handal”. Games ini berdurasi sekitar dua puluh menit tergantung dari situasi dan kondisi. Cara memainkan gamesini cukup sederhana, masing-masing peserta saya minta untuk bercerita tentang apa saja namun dengan syarat selama bercerita tidak boleh menggunakan kata saya, dan, kemudian. Setelah disepakati semua satu per satu mencoba bercerita dengan ketentuan yang sudah ada. Ada yang terbata-bata untuk bercerita, ada yang baru beberpa kalimat sudah lupa dengan ketentuan akhirnya hal ini yang membuat kelas menjadi hidupsemua tertawa dan merasa menyenangkan.
Setelah semua mencoba, akhirnya pertanyaan hikmah saya lontarkan kepada mereka “ apa yang bisa kita pelajari dari games tersebut?” . pelajaran yng bisa diambil adalah tentang sikap kehatia-hatian dalam berbuat dan berucap, kita ibaratkan bahwa tiga kata yang menjadi ketntuan itu adalah sebuah larangan yang harus dihindari, maka ketika kita baru eprtama kali menjalankannya akan sangat terasa lelah, sulit dan tertatih –tatih dan penuh pertimbangan, kita belajar untuk terus mengerem diri ketika larangan sudah mulai lakukan. Perlunya untuk terus mengingatkan diri tentang rambu-rambu dalam menjalankan perintah Allah. Games ini juga menimbulkan pertanyaan salah satu peserta, jika kita melakukan kesalahan, apakah ada kesempatan kedua ? hal ini mendorong saya untuk terus melibatkan peserta untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembinaan, saling bertanya jawab seputar pesan yang bisa diambil dari games yang sudah dilakukan dan setelah itu, sebagai penguatan saya juga menyampaikan tentang kisah tiga oraang prajurit yang mencuri kerbau namun tidak diseret untuk dihukum karena diberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki sikapnya dan alhasil tiga orang yang mencuri kerbau tersebut, karena diberi kesempatan kedua, mereka tumbuh menjadi panglima yang gagah berani, yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk bangsa dan negaranya.
Games dan kisah ini saya kombinasikan dengan bagaimana kita sangat menjalankan perintah Allah dimuka bumi ini dengan menjadikan rambu-rambu aturan sebagai tameng untuk tidak melampaui batas bahkan melanggar, dan tentu kita sebagai manusia yang bisa saja khilaf dan terjatuh terkadang bisa berbuat salah dan dosa, maka Allah selalu memberikan kita hari esok untuk memperbaikinya tentu bukan saja kesempatan kedua namun kesempatan-kesempatan berikutnya.
Memiliki pengalaman membina bagi saya adalah sesuatu yang sangan berat, namun amanh ini tetpa harus dijalani seraya memperbaiki diri hari demi hari dan bertekad bahwa setiap materi yang tersampaikan untuk orang lain sesungguhnya saya sedang berbicara dengan diri sendiri dan menjadikan materi itu nasehat penting untuk saya pribadi. Yang penting tetap semangat membentang kebaikan.
Agenda pembinaan guru diawali dengan tilawah al-quran secara bergantian satu per satu, jika salah satu sednag tilawah alquran maka yang lain menyimak dan memperbaiki bacaan temannya, setelah bertilawah agenda dilanjutkan dengan setor hafalan, masing-masing peserta menyetor hafalannya dengan saling berpasangan untuk saling menyimak, seusai hafalan, salah seorang dari peserta menyampaikan kultum tentaang makna surat al kautsar setelah itu kegiatan berlanjut dengan pembahasan beberapa berita yang sednag terjadi baik secara local, nasional dan internasional. Setelah penyampaian berita, saya memulai agenda berikutnya dengan games,Pilihan games jatuh pada “menjadi khatib yang handal”. Games ini berdurasi sekitar dua puluh menit tergantung dari situasi dan kondisi. Cara memainkan gamesini cukup sederhana, masing-masing peserta saya minta untuk bercerita tentang apa saja namun dengan syarat selama bercerita tidak boleh menggunakan kata saya, dan, kemudian. Setelah disepakati semua satu per satu mencoba bercerita dengan ketentuan yang sudah ada. Ada yang terbata-bata untuk bercerita, ada yang baru beberpa kalimat sudah lupa dengan ketentuan akhirnya hal ini yang membuat kelas menjadi hidupsemua tertawa dan merasa menyenangkan.
Setelah semua mencoba, akhirnya pertanyaan hikmah saya lontarkan kepada mereka “ apa yang bisa kita pelajari dari games tersebut?” . pelajaran yng bisa diambil adalah tentang sikap kehatia-hatian dalam berbuat dan berucap, kita ibaratkan bahwa tiga kata yang menjadi ketntuan itu adalah sebuah larangan yang harus dihindari, maka ketika kita baru eprtama kali menjalankannya akan sangat terasa lelah, sulit dan tertatih –tatih dan penuh pertimbangan, kita belajar untuk terus mengerem diri ketika larangan sudah mulai lakukan. Perlunya untuk terus mengingatkan diri tentang rambu-rambu dalam menjalankan perintah Allah. Games ini juga menimbulkan pertanyaan salah satu peserta, jika kita melakukan kesalahan, apakah ada kesempatan kedua ? hal ini mendorong saya untuk terus melibatkan peserta untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembinaan, saling bertanya jawab seputar pesan yang bisa diambil dari games yang sudah dilakukan dan setelah itu, sebagai penguatan saya juga menyampaikan tentang kisah tiga oraang prajurit yang mencuri kerbau namun tidak diseret untuk dihukum karena diberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki sikapnya dan alhasil tiga orang yang mencuri kerbau tersebut, karena diberi kesempatan kedua, mereka tumbuh menjadi panglima yang gagah berani, yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk bangsa dan negaranya.
Games dan kisah ini saya kombinasikan dengan bagaimana kita sangat menjalankan perintah Allah dimuka bumi ini dengan menjadikan rambu-rambu aturan sebagai tameng untuk tidak melampaui batas bahkan melanggar, dan tentu kita sebagai manusia yang bisa saja khilaf dan terjatuh terkadang bisa berbuat salah dan dosa, maka Allah selalu memberikan kita hari esok untuk memperbaikinya tentu bukan saja kesempatan kedua namun kesempatan-kesempatan berikutnya.
Memiliki pengalaman membina bagi saya adalah sesuatu yang sangan berat, namun amanh ini tetpa harus dijalani seraya memperbaiki diri hari demi hari dan bertekad bahwa setiap materi yang tersampaikan untuk orang lain sesungguhnya saya sedang berbicara dengan diri sendiri dan menjadikan materi itu nasehat penting untuk saya pribadi. Yang penting tetap semangat membentang kebaikan.
Mantap kakakku
BalasHapus#semangat