Petualangan Para Dedare Kecil Eps 5
Episode 5
Sebuah rahasia
Wajah pucat dan tangan bergemetar masih dirasakan oleh ria, ditangannya sebuah kresek hitam masih tergenggam erat.
"hei teman-teman lihatlah apa yang ada di dalam kresek ini, berat seperti ada buku tebal di dalamnya. ". Kata ria
Sambil memegang kresek hitam tersebut tangan ria masih gemetar.
"ayo kita buka sama-sama". Ajak ria
Dengan rasa penasaran,mereka membuka kresek hitam tersebut.
Dibukanya dengan hati-hati dan perlahan. Dan ternyata isinya adalah uang.
Uang dengan lembaran berwarna merah dengan ketebalan sekitar 7 cm.
Para dedare tentu terkejut dicampur dengan rasa takut.
"Bagaimana ini teman-teman? Ucap ria.
"uangnya kita apakan? Sambung ria
"kita bagi-bagi saja ".Kata nuri
"kalo uangnya Lima ribuan sih mau kita bagi-bagi. Tapi ini berapa? Sambung ria.
"iya lagian itu bukan punya kita". Sambung cika
Hari semakin sore, mereka masih merundingkan kemana akan membawa uang yang banyak tersebut. Akhirnya...
"begini saja, sekarang kita sembunyikan dulu uangnya, sementara itu kita pikirkan selanjutnya, sekarang sudah mau malam,kita harus pulang. "usul lani
Dan diiyakan oleh teman-temannya.
"nanti malam kumpul di rumahku ya ". Ajak ria
"oke". Jawab teman-teman kompak.
Sementara itu uang yang mereka temukan, mereka sembunyikan dengan menimbunnya di tumpukan batu dekat rumah cika yang tak jauh dari pasar.
Malam hari menjelang, seperti perjanjian, mereka berkumpul di rumah ria. Mereka mencari tempat yang sepi untuk berdiskusi menentukan langkah selanjutnnya.
" setelah kupikir-pikir, Bagaimana kalo kita serahkan uang itu kepada bapak kepala desa". Usul ria
" tapi nanti kita dikira pencuri". Sambung cika "dan orang tua kita pasti marah ".
" terus bagaimana? Tanya ria
"kita bagikan saja kepada pakir miskin dan warga yang tidak mampu. " usul lani
"Ini kan belum jelas siapa yang punya jadi harus berhati -hati kata ustadz" terang nuri
"nah... Pak ustadz... Iya kita kasi tau pak ustadz aja.. "usul ria
"iya pasti ustadz bisa bantu jalan keluarnya.. "sambung cika
"baik besok kita ke rumah pak ustadz dengan membawa uang itu. " terang ria
Mereka telah bersepakat untuk menyelesaikannya bersama pak Ustadz, merekapun pulang ke rumah masing-masing.
Seperti yang sudah disepakati, mereka telah berkumpul untuk mengambil uang us g ada di kresek hitam dan menyerahkannya kepada pak ustadz. Ketika mereka telah berkumpul mereka berjalan menuju tumpukan bebatuan dekat rumah cika yang tidak jauh dari pasar. Di tengah perjalanan mereka melihat ada seorang perempuan dengan laki-laki yang masih muda, mereka melihat perempuan itu memarahi laki-laki muda.
"harusnya kamu menaruhnya di tempat yang aman, bukan sembarangan. " ujar perempuan itu dengan nada marah.
Terlihat keduanya sedang sibuk mengais sampah dan seperti mencari sesuatu.
Para dedare mengintip dari kejauhan.
"hei mungkin mereka mau mencari uang dalam kresek ". Ucap ria
"iya sepertinya begitu ". Sambung nuri
Mereka masih memperhatikan dua orang yang sedang mencari sesuatu itu.
Akhirnya ria memberanikan diri untuk bertanya.
"maaf bu, sedang mencari apa ya? Tanya ria ramah
Perempuan dan laki-laki tersebut saling berpandangan memberi kode.
"kami mencari sesuatu yang hilang". Jawab perempuan itu
Ria langsung berinisiatif untuk mengarahkannya ke rumah ustadz nanti malam.
"kenapa ke rumah Ustadz? Tanya perempuan itu penasaran
"datang saja bu, siapa tahu bisa membantu" sambung nuri.
"Oke Baiklah" jawab perempuan itu tanda setuju.
Malam telah menjelang, tibalah saatnya membuka rahasia para dedare yang tersimpan. Ria dengan sigap membawa kresek hitam berisi uang dan diserahkan kepada pak ustadz dan membisikkan beberapa hal kepada pak Ustadz, pak ustadz menjawab dengan anggukan. Semua telah berkumpul, perempuan dan laki-laki yang mereka temui di pasar juga telah bersiap.
"assalamualaikum warohmatullahiwabarakatuh" ucap pak Ustadz mengawali.
"malam ini kita berkumpul untuk memperjelas sesuatu. Sebelumnya saya jelaskan dulu, ada empat dedare yang beberapa hari yang lalu telah menemukan sesuatu dalam kantong kresek hitam di pasar, kebetulan ada mbak dan mas yang juga mencari sesuatu yang hilang.
"apakah benar bu? Tanya pak ustadz
"iya pak Ustadz benar dan benda yang kami cari juga memakai kantong plastik hitam". Terang ibu tersebut.
"baiklah kalau begitu mari kita buka bersama -sama isi kantong plastik ini. "ajak pak ustadz.
Dengan rasa penasaran, semua melihat lekat ke arah kantong pelastik yang dipegang pak ustadz dan tenyata isinya adalah uang yang diikat menggunakan karet. Semua terkaget
"apakah benar ini milik ibu? Tanya pak ustad
Wajah perempuan itu bingung, ingin sekali mengakui kalo itu adalah miliknya. Namun dengan segera laki-laki yang bersamanya langsung menjawab.
"bukan Ustadz, itu bukan milik kami, yang kami cari adalah seragam adek saya yang saya tidak sengaja tertinggal di pasar. ".
Ibu itu langsung menepuk tangan anaknya, memberi kode untuk tidak berkata jujur namun semua telah dia katakan yang sesungguhnya.
"baiklah kalau begitu, berarti uang ini bukan milik ibu ini. "terang pak ustadz namun mata ibu itu masih saja tertuju pada tumpukan uang dalam kantong pelastik
"sebentar ustadz mohon maaf, boleh saya lihat uangnya? Pinta ibu itu
"ooh tentu saja, silahkan" kata pak ustdz seraya menyodorkan uang tersebut ke ibu itu. Setelah dilihat-lihat dan diterawang ibu itu menjelaskan
"mohon maaf ustadz ini uang palsu alias uang mainan ustadz". Terang ibu itu
Sontak semua orang yang hadir tercengang dan memastikan lembaran-lembaran yang Ada di kantong pelastik itu adalah uang mainan.
"untung gak kita pakai belanja uangnya ". Kata ria sambil tertawa.
Dan semua orangpun tertawa.
Itulah petualangan para dedare yang penuh warna. Semoga bisa menginspirasi.
Tamat
Sebuah rahasia
Wajah pucat dan tangan bergemetar masih dirasakan oleh ria, ditangannya sebuah kresek hitam masih tergenggam erat.
"hei teman-teman lihatlah apa yang ada di dalam kresek ini, berat seperti ada buku tebal di dalamnya. ". Kata ria
Sambil memegang kresek hitam tersebut tangan ria masih gemetar.
"ayo kita buka sama-sama". Ajak ria
Dengan rasa penasaran,mereka membuka kresek hitam tersebut.
Dibukanya dengan hati-hati dan perlahan. Dan ternyata isinya adalah uang.
Uang dengan lembaran berwarna merah dengan ketebalan sekitar 7 cm.
Para dedare tentu terkejut dicampur dengan rasa takut.
"Bagaimana ini teman-teman? Ucap ria.
"uangnya kita apakan? Sambung ria
"kita bagi-bagi saja ".Kata nuri
"kalo uangnya Lima ribuan sih mau kita bagi-bagi. Tapi ini berapa? Sambung ria.
"iya lagian itu bukan punya kita". Sambung cika
Hari semakin sore, mereka masih merundingkan kemana akan membawa uang yang banyak tersebut. Akhirnya...
"begini saja, sekarang kita sembunyikan dulu uangnya, sementara itu kita pikirkan selanjutnya, sekarang sudah mau malam,kita harus pulang. "usul lani
Dan diiyakan oleh teman-temannya.
"nanti malam kumpul di rumahku ya ". Ajak ria
"oke". Jawab teman-teman kompak.
Sementara itu uang yang mereka temukan, mereka sembunyikan dengan menimbunnya di tumpukan batu dekat rumah cika yang tak jauh dari pasar.
Malam hari menjelang, seperti perjanjian, mereka berkumpul di rumah ria. Mereka mencari tempat yang sepi untuk berdiskusi menentukan langkah selanjutnnya.
" setelah kupikir-pikir, Bagaimana kalo kita serahkan uang itu kepada bapak kepala desa". Usul ria
" tapi nanti kita dikira pencuri". Sambung cika "dan orang tua kita pasti marah ".
" terus bagaimana? Tanya ria
"kita bagikan saja kepada pakir miskin dan warga yang tidak mampu. " usul lani
"Ini kan belum jelas siapa yang punya jadi harus berhati -hati kata ustadz" terang nuri
"nah... Pak ustadz... Iya kita kasi tau pak ustadz aja.. "usul ria
"iya pasti ustadz bisa bantu jalan keluarnya.. "sambung cika
"baik besok kita ke rumah pak ustadz dengan membawa uang itu. " terang ria
Mereka telah bersepakat untuk menyelesaikannya bersama pak Ustadz, merekapun pulang ke rumah masing-masing.
Seperti yang sudah disepakati, mereka telah berkumpul untuk mengambil uang us g ada di kresek hitam dan menyerahkannya kepada pak ustadz. Ketika mereka telah berkumpul mereka berjalan menuju tumpukan bebatuan dekat rumah cika yang tidak jauh dari pasar. Di tengah perjalanan mereka melihat ada seorang perempuan dengan laki-laki yang masih muda, mereka melihat perempuan itu memarahi laki-laki muda.
"harusnya kamu menaruhnya di tempat yang aman, bukan sembarangan. " ujar perempuan itu dengan nada marah.
Terlihat keduanya sedang sibuk mengais sampah dan seperti mencari sesuatu.
Para dedare mengintip dari kejauhan.
"hei mungkin mereka mau mencari uang dalam kresek ". Ucap ria
"iya sepertinya begitu ". Sambung nuri
Mereka masih memperhatikan dua orang yang sedang mencari sesuatu itu.
Akhirnya ria memberanikan diri untuk bertanya.
"maaf bu, sedang mencari apa ya? Tanya ria ramah
Perempuan dan laki-laki tersebut saling berpandangan memberi kode.
"kami mencari sesuatu yang hilang". Jawab perempuan itu
Ria langsung berinisiatif untuk mengarahkannya ke rumah ustadz nanti malam.
"kenapa ke rumah Ustadz? Tanya perempuan itu penasaran
"datang saja bu, siapa tahu bisa membantu" sambung nuri.
"Oke Baiklah" jawab perempuan itu tanda setuju.
Malam telah menjelang, tibalah saatnya membuka rahasia para dedare yang tersimpan. Ria dengan sigap membawa kresek hitam berisi uang dan diserahkan kepada pak ustadz dan membisikkan beberapa hal kepada pak Ustadz, pak ustadz menjawab dengan anggukan. Semua telah berkumpul, perempuan dan laki-laki yang mereka temui di pasar juga telah bersiap.
"assalamualaikum warohmatullahiwabarakatuh" ucap pak Ustadz mengawali.
"malam ini kita berkumpul untuk memperjelas sesuatu. Sebelumnya saya jelaskan dulu, ada empat dedare yang beberapa hari yang lalu telah menemukan sesuatu dalam kantong kresek hitam di pasar, kebetulan ada mbak dan mas yang juga mencari sesuatu yang hilang.
"apakah benar bu? Tanya pak ustadz
"iya pak Ustadz benar dan benda yang kami cari juga memakai kantong plastik hitam". Terang ibu tersebut.
"baiklah kalau begitu mari kita buka bersama -sama isi kantong plastik ini. "ajak pak ustadz.
Dengan rasa penasaran, semua melihat lekat ke arah kantong pelastik yang dipegang pak ustadz dan tenyata isinya adalah uang yang diikat menggunakan karet. Semua terkaget
"apakah benar ini milik ibu? Tanya pak ustad
Wajah perempuan itu bingung, ingin sekali mengakui kalo itu adalah miliknya. Namun dengan segera laki-laki yang bersamanya langsung menjawab.
"bukan Ustadz, itu bukan milik kami, yang kami cari adalah seragam adek saya yang saya tidak sengaja tertinggal di pasar. ".
Ibu itu langsung menepuk tangan anaknya, memberi kode untuk tidak berkata jujur namun semua telah dia katakan yang sesungguhnya.
"baiklah kalau begitu, berarti uang ini bukan milik ibu ini. "terang pak ustadz namun mata ibu itu masih saja tertuju pada tumpukan uang dalam kantong pelastik
"sebentar ustadz mohon maaf, boleh saya lihat uangnya? Pinta ibu itu
"ooh tentu saja, silahkan" kata pak ustdz seraya menyodorkan uang tersebut ke ibu itu. Setelah dilihat-lihat dan diterawang ibu itu menjelaskan
"mohon maaf ustadz ini uang palsu alias uang mainan ustadz". Terang ibu itu
Sontak semua orang yang hadir tercengang dan memastikan lembaran-lembaran yang Ada di kantong pelastik itu adalah uang mainan.
"untung gak kita pakai belanja uangnya ". Kata ria sambil tertawa.
Dan semua orangpun tertawa.
Itulah petualangan para dedare yang penuh warna. Semoga bisa menginspirasi.
Tamat
Komentar
Posting Komentar