Berbagi peran dengan pasangan

Bagi mereka yang telah memilih untuk terikat janji dalam sebuah pernikahan tentu sudah menyiapkan diri bukan hanya lahir tapi juga batin,.memilih menikah  juga telah barang tentu bukan hanya bersatunya dua hati saja namun menyatukan dua keluarga besar dan tentu menerima satu sama lain baik dalam hal yang bersifat kebutuhan pribadi tapi juga kelurga.

Beberapa kali saya harus sangat terpaksa menyaksikan secara live (kayak siaran tv saja) sepasang suami istri yang setiap pagi selalu ribut dengan masalah yang sangat sederhana yaitu tentang rumah yang belum beres, tentang anak yang belum siap Mandi, belum lagi sarapan yang belum tersaji di meja makan, hampir setiap hari teriakan sang istri selalu terdengar bertalu talu hingga ruang tamu keluarga kami.  Kadang saya selalu menjadikannya alarm (hehe jika sudah berteriak maka Jam sudah menunjukkan pukul sekian dan sekian) jika sudah demikian yang membuat saya selalu penasaran adalah posisi suaminya, apa yang dikerjakan.  Dan benar saja sang suami dengan sangat santai menikmati secangkir kopi sambil menonton televisi, suara sang istri seperti berlalu begitu saja dan tak merasa terganggu sedikitpun.

Kondisi ini kemudian menjadikan saya selalu mengelus dada dan beristigfar sambil berlirih dalam hati ya Allah betapa beruntungnya saya punya suami yang sangat pengertian, menposisikan diri dengan baik, dengan sigap akan membantu saya menyelesaikan pekerjaan saya entah itu mencuci baju, piring dan membersihkan rumah.  Kadang saya heran saja apa yang ada di benak seorang suami yang tidak mau tahu dengan apa yang dilakukan sang istri tanpa mau tahu rasa lelah dan letih yang dirasakan istri terlebih jika ada anak kecil yang harus diurus juga. Maka peran suami istri akan sangat dibutuhkan.  Dan setiap pasangan harus menyadari sepenuhnya akan tanggung jawab serta harus saling mengerti akan pekerjaan masing masing.  Setiap pasangan juga hendaknya menyadari jika pasangan kita sedang tidak enak secara badan dan pikiran maka pandai pandailah membaca situasi dan kondisi, kadang jika kita tidak menyadari kondisi setiap pasangan kita hal ini bisa saja menjadi percikan api kecil yang akan meyulut pertengkaran besar.  Maka kita harus terus sensitif dengan setiap kejadian dan harus bergerak cepat jika pasangan kita sudah menunjukkan sikap sikap yang tidak biasa. Rasa saling mengerti dan memahami inilah yang kadang sering terabaikan padahal itulah bumbu yang sangat dibutuhkan untuk menjalani setiap perjalanan dalam rumah tangga menjadi enak dan penuh selera dan akan sangat membantu kita melewati fase yang sulit dan melelahkan.

Ilmu tentang pernikahan memang sangat ringan dibaca namun pelaksanaannya sangat dibutuhkan rasa sabar dan ikhlas menjalaninya, banyak pasangan yang tidak sabar hingga akhirnya rumah tangganya harus kandas begitu saja.  Ada juga pasangan tidak ikhlas menjalani setiap perannya hingga yang terdengar adalah kabar tak sedap yang diterima pasangan melalui jalur lain tentang kelelahannya menjalani hidup bersama pasangannya.  Ada pula yang tak banyak berbicara selalu fokus mengerjakan pekerjaaannya, namun akhir cerita yang terdengar adalah pasangannya tetiba hilang dan pergi tanpa jejak dan tak pernah kembali.

Kejadian-kejadian ini selalu berangsur saya dapatkan di sekeliling saya, sebagai pembelajaran berharga bagi saya untuk terus belajar menjadi pasangan yang baik untuk suami saya. Belajar pada apa yang terjadi membuat kami selalu waspada dan  berhati hati pada jebakan betmen (Setan) yang terus berjuang sepenuh tenaga menggoda dan membisikkan hati para pasangan suami istri karena misi terbesarnya adalah memisahkan dua insan yang halal dalam pernikahan.  Maka berhati hatilah semoga Allah selalu menjaga dan menjadikan keluarga kita, keluarga yang sakinah mawaddah Dan penuh rahmah.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review buku Games For Islamic Mentoring

Samudra syukur

Resensi Buku Dalam Dekapan Ukhuwah