Bertahan Demi Anak


Beberapa waktu lalu, sebuah kabar yang mencuat ke permukaan hadir, pembicaraan langsung hangat dan penuh gairah serta semangat mentailnya hingga akar. Tak jarang ada bersedih dan menyayangkan kondiisini, namun ada yang kemudian sekedar mengkeutkan dahi mendengar issue yang beredar. 

Adapun isu yang sedang beredar yang yang dengar dan lihat beberapa waktu lalu adalah tentang pelakor (perebut laki orang), istilah ini telah memenuhi ruang sosial masyarakat sekarang ini, bukan hanya mereka yang hidup di perkotaan dengan segala fasilitasnya, ternyata di perkampungan atau di pedesaan juga hal serupa terjadi dan nyata bak sebuah adegan sinetron yang didramatis serta penuh teka teki. Kondisi ini mau tidak mau membuat masyarakat mulai resah dan khawatir terutama bagi para ibu-ibu yang khawatir jika suaminya menjadia salah satu yang direbut oleh wanita lain. Maka uasaha yntuk mempertahankan suami masing-masing menjadi perbincangan yang selalu panjang untuk di bahas ketika pertemuan para ibu-ibu di tukang sayur, di temoat-tempang ngumpul atau di sekolah anak-anaknya yang mereka tunggu hingga pulang sekolah. 

Ada banyak pertanyaan dan misteri yang saya amati tentang cerita pelakor ini, mulai dari seorang suami yang pergi merantau keluar negeri dengn alasan untuk mencari nafkah keluarga, namun di pertegahan jalan dengan banyak ujian yang dating karena sukses mengumpulkan uang banyak telah banyak menggelapkan mata maupun hati para ayah dan suami yang berjuang bekerja,  ujiannya biasanya adalah tentang perasaaan sebagai seorang laki-laki apalagi tekhnolobi semakin canggih dan semua orang bisa mengakses itu semua. Hal ini tidak jarang membuka jalan perseligkuhan, sehingga suami atauapun ayah yang awal berniat untuk bejuang menacari uang demi membahagiakan keluarga harus kandas dengan perceriaann hanya gara-gara ada wanita yang lebih baik secara fisik ataupun apalah itu yang mmebuat sang suami berbelok arah.
Belum lagi dari sisi perempuan, ibu-ibu yang ditinggal oleh suaminya untuk bekerja di luar negeri terkadang tidak tanah ujian. Sangat banyak yang saya saksikan langsung kejadiannnya belum lagi yang terdengar lewat cerita-cerita yang kesemuanya itu tentang pengkhiatan seorang istri. Ada yang diam-diam menikah dengan orang lain padahal dia statusnya masih menjdi istri orang, adapula yang suaminya ada di luar negeri namun dia hamil hasil dari laki-laki lain dan kisah yang kemudian membuat saya lebih sedih lagi adalah kejadian itu semakin nyata di depan mata, seorang suami dengan dua orang anak dengan penghasilan yang banyak telah melenakan dan menggelincirkannya ke lubang maksiat, dia didapati berselingkuh dnegan wanita lain yang ternyata adalah seorang wanita yang juga masih berstatus istri orang. 

Sang istri yang mengetahui tentang kelakuan suaminya mulai geram dan stress memikirkan hal tersebut, dia mengatakan dengan tetesan airamata orang lain diuji dengan kekayaan namun aku diuji dengan suamiku sendiri, semua yang aku inginkan selalu dipenuhinya. Namun mengapa perselingkuhannya sangat membuatku sakit dan menderita. Bagaimana tidak, setiap dikonformasi kepada suami tentang isu perselingkuhan yang beredar, suaminya tidak pernah mau mengakuhingga beberapa kali istrinya mengancam engan segala cara namun tak kunjung berbuah manis. 

Tidak sedikit dari ibu-ibu yang mendengar kabar ini, menyayangkan sikap istri yang masih saja mau bertahan dengan suami seperti itu. Sampai beberapa orang mengatakan kalau seandainya saya menjadi dia saya akan pergi meninggalkan suami yang seperti itu. Mendengar omongan itu, saya sedikit penasaran dan berkesempatan untuk menanyakan langsung alasan masih bertahannya sang istri dengan rumagh tangganya. Jawabannya ternyata membuat saya terenyuh dia berkomitmen bahwa anak-anak saya harus tetap mendapatkan kasih saying dari orangtua yang lengkap, saya tidak ingin anak saya kehilangan sosok ayah di dalam keluarga yang utuh, karena saya adalah satu korban dari orang tua yang tidak utuh itu, saya tidak ingin anak-anak saya merasakan apa yang saa rasakan. lantas bagaimana dengan sang suami? Apakah akan terus seeperti ini? Saya akan terus berdoa agar suami saya bertaubat. 

Memilih bertahan dengan kondisi terburuk sekalipun tidaklah mudah, bagi mereka yang menatap jauh ke depan ada sesuatu yang harus diperjuangkan, ada sesuatu yang harus diikhtiarkan. Semua memang terdengar dan terlihat mudahnamun bagi mereka yang sedang dalam posisi itu terkadang tergelincir dan tersandung dengan kuatnya deras ombak cobaan yang menghampiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review buku Games For Islamic Mentoring

Samudra syukur

Resensi Buku Dalam Dekapan Ukhuwah