Guru Belajar Pada Mereka


Memilih menjadi guru memang  tidak mudah, ada banyak persiapan keilmuan yang setidaknya harus dimiliki oleh seorang guru terlebih menjadi guru yang profesional. Diantara tugas guru yang melekat pada diri seoranf guru adalah dia hadir sebagai pundak yang kuat atas masalah-masalah yang dihadapi siswa.
Pengalaman menjadi guru memberikan energi tersendiri untuk saya pribadi, bukan hanya energi untuk diri sendiri namun energi untuk terus memperbaiki diri dalam berinovasi pelayanan ke anak didik. Salah satu pengalaman saya ketika menangani anak-anak ketika di dalam kelas.

Waktu itu, saya menjadi wali kelas satu , seperti yang kita tahu murid kelas satu adalah murid yang masih ingin banyak bermain-main. Siswa kelas satu dengan berbagai macam karter membuat saya sebagai gur harus tetap semangat dan terus belajar menemani mereka belajar di dalam kelas.
Adalah dalila, nama salah seorang siswa saya yang ketika pertama kali masuk sekolah tidak mau ditinggal oleh ibunya, adegan tarik menarik dan diplomasi selalu terjadi setiap pagi, dalila menangis dan berteriak ketika ibunya ingin pulang dan meninggalkannya di sekolah. Dalila merasa belum siap untuk ditinggal pulang oleh ibunya. Alhasil, ibunya mengalah dengan menemani nanda dalila hingga masuk kelas dan ikut belajar.
Bukan guru namannya jika kemudian memilih untuk menyerah begitu saja, segala cara saya pikirkan dan terapkan agar nanda segera bisa mandiri tanpa ditemani oelh sang ibu. Diskusi-diskusi kecil dengan ibunya  tentang langkah-langkah yang akan kita tempuh untuk membantu nanda lebih sering kami lakukan, dan sembari tetap mengobservasi nanda setiap hari penyebab nanda tidak mau ditinggal. 

Awal yang sangat berat bagi saya, ini adalah pengalaman pertama dengan murid yang sangat berbeda dan bertemu dengan seorang ibu yang luar bisa juga tentunya. Saya bersyukur ibunya dalila punya tekad dan semangat tinggi dalam mendampingi anak-anaknya berproses menuju pribadi yang lebih baik, yang kelak hingga hari ini sifat itu akan terusmenjadi pelajaran berharga bagi saya pribadi.
Suatu hari saya dan ibunya dalila bersepakat untuk mencoba meninggalkan nanda sendiri tanpa di temani di kelas. Dengan segala perjanjian dan diplomasi dan persiapan saya dan ibunya telah bersiap dengan egala kemungkinan yang akan terjadi. Pikir saya kala itu, jika tidak sekarang kapan lagi harus memberikan ruang pembelajaran berharga untuknya bisa menerima dan mematuhi aturan terutama tentang sikap mandiri. Akhirnya, bismillah kami memulai. Setelah kondisi dirasa aman, ibunya dalila perlahan bangkit dari tempat duduk anaknya dan mulai meninggalkan nanda. Nanda dalila awalnya tak menyadari jika ibunya tidak ada disampingnya, dan asyik menikmati pelajaran. Selang beberapa menit, nanda menyadari bahawa ibunya tidak ada. Nanda langsung berlari, menangis dan berteriak mencari ibunya, dengan sekuat tenaga say menghalau badan mungil nanda yang semakin kuat melawan. Aku mau pulang..ucap nanda. Waktu itu yang saya lakukan adalah memilih untuk membiarkan nanda menangis sambil saya memeluknya dan mengusap-usap kepala dengan sesekali mencoba menguatkan nanda untuk tidak bersedih. Kondisi ini terus berlangsung beberapa bulan, waktu yang cukup lama menurut saya untuk memberikan terapi kepada anaka yang baru. 

Saya selalu mencoba mempelajari apa sebenarnya penyebab nanda tidak mau ditinggal, akhirnya seiring waktu berjalan saya mulai mengurai satu per satu penyebab nanda tidak mau ditinggal. Mulai dari nanda yang pemalu, nanda yang tidak terlalu lancer berbahasa Indonesia dan beberapa hal sederhana lainnya. Akhirnya dengan kesabaran perlahan nanda mau ditinggal dengan motivasi dan kesempatan yang kita berikan nanda dalila akhirnya berhasil mengatasi segala permasalahannya. 

Pengalaman ini sungguh berharga, saya belajar tentang sebuah proses yang tak mudah namun kelak dari proses yang tak mudah ini ada hasil yang luar biasa, dari peristiwa yang saya alami ini saya juga menyerap pelajaran tentang memberi ruang dan kesempatan bagi mereka yang ingin mengenal dirinya dengan caranya sendiri tetap menfasilitasi dengan segala kemampuan yang ada, segalanya pasti bisa terlewati dengan baik dan indah. Untuk itu, wahai para guru jangan menyerah, tetap semangat karena di pundakmu masa depan cerahnya tersisip, teruslah bersabar dengan segala prosesnya semua akan bermuara pada hasil yang luar biasa karena anda guru yang luar biasa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review buku Games For Islamic Mentoring

Samudra syukur

Resensi Buku Dalam Dekapan Ukhuwah