Hidup Seperti Menanti Sebuah Giliran
Setiap kita pasti pernaah melihat sebuaah antrian baik itu di bank, tempat mengisi bensin atau dimana saja. Setiap kita melihat dan mendengar kata antri mungkin yang terbanyang langsung adalah tentang sebuah proses dan sebuah kesabaran untuk mendapat giliran itu.
Tidak sedikit pengalaman baik maupun tudak menyenagkan selalu kita temui dalam sebuah proses menanti untuk menerima giliran tersebut. Misalnya saja ketika kita mengantri di sebuah bank yang pertama kali harus dilakukan adalah mengambil nomor antrian dan duduk manis menanti nomor antrian yang kita punya dipanggil. Nah dalam proses menanti ini, kita akan menjumpai orang-rang dalam menunggu nomornya dipanggil dengan kegiatan yang berbeda-beda, ada yang lebih memilih menikmati musik dengan headset di telinganya, ada yang menikmati sajian tontonan di layar televise yang tergantung fi dinding bank , adapula yang menghabiskan waktu menunggunya dengan mengobrol bersama teman dan adapula yang menikamtinya dengan membaca buku. Tentu semua tergantung dengan pilihan kita masing-masing. Yang memilih menunggu dengan hal-hal yang baik dan positif tentu akan mendapatkan hal yang baik juga sebaliknya jika kita memilih menunggu dengan kegiatan yang tidak ada manfaatnya sama sekali kita juga akan mendapatkan hal yang serupa.
Kita mungkin bisa membayangkan ketika masa meunggu itu, mungkin sedang asyik-asyiknya menikmati waktu menunggu seperti sedang membalas chat teman yang sedang seru-serunya atau ketika membaca buku yang bagiannya sedang sangat menarik tiba-tiba suara terdengar “ antrian dengan nomor 123 silahkan menuju teller satu” sontak kita yang memiliki nomor antrian tersebut akan terkejut dan bergegas untuk melangkah menuju teller yang disebutkan tanpa pikir panjang dan tanpa pertimbangan apapau kita akan bergegasmenyelesaikan apa yang menjadi tujuan kita ketika mengunjungi bank tersebut.
Begitulah sedikit gambaran tentang sebuah antrian dan sebuah penantian, jika kita berkaca dan menjadikan gambaran tersebut persis seperti peran kita sebagai seorang hamba tuhan, maka posisi kita saat ini adalah sesungguhnya dalam keadaan mengantri dan menanti, ya menanti untuk dipanggil sesuai dengan nomor antrian. Antrian untuk menghadap sang pencipta, antrain untuk sebuah takdir yang kita terima. Baik itu takdir yang membuat kita tersenyum atau sebaliknya, pada intinya adalah bagaimana seseorang menikmati masa penantian ini dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat dan selalu bersiap jika sewaktu-waktu nomor antrian kita yang terpanggil. Namun saying kita tidak pernah tahu nomor antrian keberapa kita, yang kita tahu adalah semua ada giliran dan waktunya masing-masing. Pilihannya tinggal kita menikmati masa pemnintian ini dengan sebik-baiknya dan jika masa panggilan itu tiba, maka bekal kita telah cukup untuk menghadap sang pencipta tentu dengan amalan yang banyak dan baik karena sisa waktu menunggu itu telah kita habiskan untuk menumpuk kebaikan-kebaikan yang kita lakukan yang akan menjadi penentu bagi kita menuju perjalanan selanjutnya. Petanyaan yang muncu di benak kita berikutnya adalah bagaimana kita menghabiskan sisa waktu penantian ini apakah sudah banyak terisidengan hal-hal yang baik atau sebaliknya? Semua jawaban tentu diri kita masing-masing yang tahu persis jawabannya. Sekarang saatnya berbenah dan bermuhasabah untuk menjadi insan yang lebih baik dan terus menjadi manusia yang peka akan kebaikan dimanapun ia berada, menjadi sebaik-baik manusia yang dalam penantian selalu melakukan yang terbaik. Semoga kita selalu sadar sepenuhnya bahawa kehaadiran kita di kehidupan saat ini adalah awal untuk emnuju perjalanan yang lebih sejati dan kekal.
Mungkin aku termasuk yang kurang sabar dalam antri
BalasHapus