Memaknai Pekerjaan



Nikmat Allah lebih banyak daripada keluhan kita
HidayahNya lebih mahal daripada kehilangan kita
Ampunannya lebih besar dari dosa kita
(salim A Fillah)

Setiap diri kita selalu dihadapkan dengan yang namanya pekerjaan baik itu pekerjaan yang terikat oleh yayasan, lembaga, perusahaan dan lain-lain. Atau mungkin pekerjaaan yang kita geluti setiap harinya adalah pekerjaan yang lebih banyak menguras tenaga, adapula pekerjaan yang lebih banyak membutuhkan pemikiran. Yang kesemuanya ituadalah bekerja dan berproses sesuai tempat and takarannya masing-masing.
Bagi sebagian orang memiliki pekerjaan dan menghasilkan uang adalah sesuatu yang harus dibanggakan,bekerja dengan penuh susah payah karena harus mendapatkan uang untuk kebutuhan sehari-hari. Ada orang yang berjuang sekuat tenaga agar mampu bekerja dengan berbagai macam pekerjaan bahkan kadang bertaruh nyawa demi mendapatkan hasil/gaji yang diinginkan. 

Adapun kita sebagai hamba Allah yang selalu percaya dengan kepastian pembagian rejeki dariNya, harus terus menginsyafi bahwa hasil yang kita prolh adalah hasil akumulasi dari kerja keras, perjuangan dan harapan yang tinggi melalui doa-doa yang kita panjatkan kepada Allah.
Adapun tentang ikhtiar, kita mungkin pernah bertemu dengan orang yang berkeluh kesah dengan pekerjaannya yang berat dan merasa sudah sangat maksimal dalam bekerja namun hasilnya selalu begitu-begitu saja. Dan mungkin saja diantara kita ada yang pernah menemukan orang yang keyayaannya melimpah ruah segala penghasilannya selalu besar secara jumlah hingga sampa-sampai kadang tidak tahu harus menghabiskan uang yang banyak tersebut untuk apa. Kondisi ini tentu menuntun kita untuk berpikir dimana letak ketidak beresannya, dimana letak kelirunya, apakah Allah salah dalam memberikan rejeki dan karuniaNya? Jawabannya tentu tidak. Kita sebagai seorang hamba harus benar-benar sadar bahwa rejeki yang kita terima di tangan kita adalah bagian kita. Tentu cara mendapatkannya sangat tergantung dengan ikhtiar yang kita lakukan. Namun yang perlu menjadi kesadaran penuh untuk kita semua adalah apakah cara yang kita tempuh untuk mendapatakan secuil rejeki dariNya telah sesuai dengan yang DIA inginkan? Ataukah kita hanya fokus pada jumlah yang ingin kita dapatkan tanpa harus berpusing pusing memikirkan apakah itu jalan yang baik atau tidak? Sekali lagi semua sangat tergantung pada diri kita. Di dalam hidup ini apakah orientasi kita adalah menjemput rejekiNya yang banyak dengan cara apapun? Atau kita adalah orang punya komitmen kuat dalam menjemput rejekiNya bahwa rejeki itu adalah yang telah sampai pada kita, sedikit maupun banyak yang penting dan utama adalah rejeki itu diraih dengan cara yang baik karena yang kita inginkan adalah rejeki yang penuh keberkahan. 

Tentang rejeki yang penuh keberkahan, tidak serta merta hadir begitu saja, diperlukan tekat dan keinginan yang kuat untuk itu, dan yang terpenting adalah kita harus menyadari apapun pekerjaan kita itu adalah pekerjaan yang baik dan halal dan setiap jiwa seyogyanya selalu memaknai pekerjaannya denga baik. Setiap pekerjaan kita apakah itu berat ataupun ringan semua tentang makna, sejauh mana kita bisa menikmati hasil dari pekerjaan kita snagat tergantung dari bagaimana kita memaknai pekerjaan kita. Memaknai bahwa pekerjaan ini hanya salah satu ikhtiar menjemput rejekinya, apapun dan berapapun hasilnya maknailah selalu dengan kesyukuran yang tinggi karena dengan bersyukur, akan lahir jiwa yang tenang dan selalu percaya bahwa Allah selalu punya pintu-pintu lain baik itu rejeki dan karunianNya bagi mereka yang selalu sabar dan penuh kesyukuran.

Komentar

  1. Insya Allah, rejeki sudah ada porsinya :) selalu bertawakal dan mensyukuri :)
    bagus tulisannya :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review buku Games For Islamic Mentoring

Samudra syukur

Resensi Buku Dalam Dekapan Ukhuwah